Jumat, 16 Oktober 2009

UJIAN MID SEMESTER

PENYELESAIAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER

Mata Kuliah : Filsafat Ilmu
Nama Mahasiswa : Beslon Samosir
NIM : 809225002
Kelas : B
Prodi : Teknologi Pendidikan


1. Jelaskan perbedaan berfikir dan berfilsafat serta hubungan keduanya terhadap ilmu pengetahuan!
Jawab:
Berpikir adalah kegiatan mental yang menghasilkan pengetahuan. Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu, kepastian dimulai dengan rasa ragu-ragu dan filsafat dimulai dengan kedua-duanya. Sehingga “kearah berfikir filsafat” dapat dikatakan kegiatan mental yang terdorong untuk mengetahui apa yang telah kita tahu dan apa yang kita belum tahu. Berfilsafat berarti berendah hati bahwa tidak semuanya akan pernah kita ketahui dalam kesemestaan yang seakan tak terbatas ini. Demikian juga berfilsafat berarti mengoreksi diri, semacam keberanian untuk berterus terang, seberapa jauh sebenarnya kebenaran yang dicari telah kita jangkau.
Seorang yang berfilsafat dapat diumpamakan seorang yang berpijak dibumi sedang tengadah ke bintang-bintang. Dia ingin mengetahui hakikat dirinya dalam kesemestaan galaksi. Karakteristik berfikir filsafat yang pertama adalah sifat menyeluruh. Seorang ilmuwan tidak puas lagi mengenal ilmu hanya dari segi pandang ilmu itu sendiri. Dia ingin melihat hakikat ilmu dalam konstelasi pengetahuan yang lainnya. Seorang yang berfikir filsafati selain tengadah ke bintang-bintang, juga menghubungkan tempat berpijak secara fundamental. Inilah karakteristik berfikir filsafati yang kedua yakni sifat mendasar. Dia tidak lagi percaya begitu saja bahwa ilmu itu benar. Mengapa ilmu dapat disebut benar? Bagaimana proses penilaian berdasarkan kriteria tersebut dilakukan? Apakah kriteria itu sendiri benar? Lalu benar itu sendiri seperti apa? Seperti sebuah lingkaran maka pertanyaan itu melingkar. Dan menyusun sebuah lingkaran, kita harus mulai dari satu titik, yang awal dan juga sekaligus akhir. Lalu bagaimana menentukan titik awal yang benar? Secara terus terang tidak mungkin kita menangguk pengetahuan secara keseluruhan, dan bahkan kita tidak yakin kepada titik awal yang menjadi jangkar pemikiran yang mendasar. Dalam hal ini kita hanya berspekulasi dan inilah yang merupakan ciri filsafati yang ketiga yakni sifat spekulatif. Sekarang kita sadar bahwa semua pengetahuan yang sekarang ada, dimulai dengan spekulasi. Dari serangkaian spekulasi ini kita dapat memilih buah pikiran yang dapat diandalkan yang merupakan titik awal dari penjelajahan pengetahuan. Tanpa menetapkan kriteria tentang apa yang disebut benar maka tidak mungkin pengetahuan lain berkembang di atas dasar kebenaran.
2. Jelaskan Perbedaan filsafat ilmu pengetahuan dengan filsafat pengetahuan!
Jawab:
Filsafat Ilmu Pengetahuan
Keberadaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam paradigma filsafat ilmu pengetahuan. Secara ontologis menjelaskan bahwa pluralitas ilmu pengetahuan dan teknologi terikat dalam satu kesatuan hubungan dalam objek materi, yaitu manusia, alam dan sang pencipta. Di samping itu, juga terikat dalam satu kesatuan hubungan dalam objek formal nya, yaitu sudut pandang yang bersifat universal. Menurut objeknya, baik yang material maupun yang formal, pluralitas ilmu pengetahuan terikat dalam satu kesatuan sistem hubungan yang bersifat interdisipliner dan multidisipliner. Arti filsafat ilmu pengetahuan dapat dipahami berdasarkan pendekatan empat pertanyaan ilmiah.
Apakah ilmu pengetahuan itu ?
Yang membutuhkan jawaban berupa hakikat, yaitu berupa pengetahuan substansial mengenai ilmu pengetahuan. Menurut susunan kata-katanya, dapat dimengerti bahwa filsafat ilmu pengetahuan adalah suatu bidang studi filsafat yang objek materinya berupa ilmu pengetahuan dalam berbagai jenis, bentuk dan sifatnya. Jadi meliputi pluralitas ilmu pengetahuan. Adapun objek formalnya berupa hakikat ilmu pengetahuan. Jadi, yang dimaksud filsafat ilmu pengetahuan adalah suatu bidang studi filsafat yang mempelajari segala macam jenis, bentuk dan sifat ilmu pengetahuan menurut segi yang paling hakiki. Adapun jenis-jenis ilmu pengetahuan
menurut objeknya dapat diklasifikasikan ke dalam ilmu pengetahuan humaniora dengan objek materi manusia; ilmu pengetahuan sosial dengan objek materi masyarakat.
Mengapa filsafat ilmu pengetahuan itu ada ?
Mengenai sebab-musabab keberadaannya itu ditentukan oleh dua factor, yaitu : faktor intern, dari dalam ilmu pengetahuan. Maksudnya adalah bahwa perkembangan pluralitas ilmu pengetahuan didasarkan pada sifat internal objek penyelidikan yang terdiri atas bagian-bagian. Faktor ekstern, dari luar ilmu pengetahuan.
Apa manfaat mempelajari filsafat ilmu pengetahuan ?
Mengembangkan ilmu pengetahuan dalam batasan nilai ontologism, epistemologis, nilai etis.
Sedangkan filsafat pengetahuan
Pengetahuan, kata dasarnya ‘tahu’, mendapatkan awalan ”pe” dan akhiran ”an”. Imbuhan ‘pe-an’ berarti menunjukkan adanya proses. Jadi menurut susunan perkataannya, pengetahuan berarti proses mengetahui, dan menghasilkan sesuatu yang disebut pengetahuan. Sebagai salah satu bidang filsafat, masalah ini dipersoalkan secara khusus di dalam epistemology. Epistemology merupakan pembahasan mengenai bagaimana kita mendapatkan pengetahuan. Apakah sumber-sumber pengetahuan? Apakah hakikat, jangkauan dan ruang lingkup pengetahuan? Apakah manusia dimungkinkan untuk mendapatkan pengetahuan? Sampai tahap mana pengetahuan yang mungkin untuk ditangkap manusia?
Apa pengetahuan itu ? adapun pegetahuan itu adalah sesuatu yang ada secara niscaya pada diri manusia. Keberadaannya diawali dari kecenderungan psikis manusia sebagai bawaan kodrat manusia, yaitu dorongan ingin tahu yang bersumber dari kehendak atau kemauan. Persoalan yang bersangkutan dengan hakikat pengetahuan, yaitu mengenai masalah objek pengetahuan. Hal-hal apa saja yang harus diketahui? Apa yang ingin diketahui adalah objek apa saja dalam wujud keberadaan yang bagaimanapun. Jika disebutkan, objek pengetahuan itu bisa berupa benda-benda mati (padat, cair, gas), benda-benda hidup (vegetative dan zoologia), manusia (human being) dan bahkan Tuhan Sang Pencipta sendiri.
Mengapa pengetahuan itu ada? dalam hal ini adanya pengetahuan itu ditentukan oleh faktor internal, yakni dari dalam diri manusia dan faktor eksternal, yaitu dorongan dari luar berupa tuntutan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupan.
Bagaimanakah adanya pengetahuan itu? Penjelasan mengenai persoalan bagaimana adanya pengetahuan, berkaitan erat dengan sifat-sifat pengetahuan. Pengetahuan yang bersumber dari kepercayaan berdasarkan tradisi dan agama, kesaksian orang lain, dan pengalaman indriawi dapat digolongkan kedalam jenis pengetahuan sehari-hari, pengetahuan biasa atau pengetahuan langsung. Pengetahuan yang bersumber dari akal pikiran tergolong ke dalam jenis pengetahuan tak langsung.
Kemanakah pengetahuan itu? Nilai kegunaan pengetahuan hanya dapat diartikan bagi pencapaian tujuan hidup, bukan bagi kepentingan kehidupan subjektif sehari-hari.



3. Jelaskan pengertian teori kebenaran koherensi dan teori kebenaran korespondensi dan berikan contoh masing-masing teori tersebut!
Jawab:
Teori kebenaran koherensi:
Sebuah pernyataan dikatakan benar bila konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Contoh pernyataan “Asep akan mati” sesuai (koheren) dengan pernyataan sebelumnya bahwa “semua manusia akan mati” dan “Asep adalah manusia”. Terlihat di sini, logika yang dipakai dalam koherensi adalah logika deduksi. Logika deduksi, dikenal juga dengan nama silogisme, adalah menarik kesimpulan dari pernyataan umum atas hal yang khusus.
Impelementasi teori kebenaran koherensi :
“Frekwensi interaksi sosial merupakan fungsi dari tingkat kesukaan”, dalam objek formal :
- Pendidikan matematika
Semua yang rajin berhitung berarti suka matematika
Samosir rajin berhitung
Samosir suka matematika
- Pendidikan keluarga
Semakin sering ibu mengikuti arisan maka semakin suka dengan arisan
Ibu Ida sering mengikuti arisan
Maka Ibu Ida suka arisan
- Organisasi Sosial
Rata – rata yang suka membaca buku kepemimpinan suka berorganisasi
Rajamin suka membaca buku kepemimpinan
Rajamin suka berorganisasi
- Ekonomi
Semua yang banyak uang suka berbelanja
Bakri banyak uang
Bakri suka berbelanja
Teori kebenaran korespondensi:
Sebuah pernyataan dikatakan benar bila sesuai dengan fakta atau kenyataan. Contoh pernyataan “bentuk air selalu sesuai dengan ruang yang ditempatinya”, adalah benar karena kenyataannya demikian. “Kota Jakarta ada di pulau Jawa” adalah benar karena sesuai dengan fakta (bisa dilihat di peta). Korespondensi memakai logika induksi.
Logika induksi adalah kebalikan dari deduksi, yaitu menarik kesimpulan dari pernyataan-pernyataan yang bersifat khusus menuju pernyataan umum.
Maka kesimpulan yang dapat ditarik dari realita tersebut sesuai dengan teori kebenaran korespondensi adalah bahwa :
1. Pak Sinaga tamatan SPG, beliau adalah seorang guru SD di kota Pematangsiantar
Pak Sinaga dan guru lainnya mengalami kesulitan dalam mengajar bidang yang berkaitan dengan bilangan.
Lebih dari 20 orang guru SD di kota Pematangsiantar tahun 2005 mengalami kesulitan dalam mengajar bidang yang berkaitan dengan bilangan, sehingga pada saat ujian nilai rata-rata siswa lima
2. Pak Sitorus guru SMP di Kisaran mengalami stress ketika mengajar matematika
Pak Sitorus tamatan Diploma I
Lebih dari 10 orang guru SMP tamatan Diploma I di Kisaran mengalami stress ketika mengajar Matematika
3. Pak Ginting selalu marah-marah ketika ada siswa yang bertanya tentang pelajarannya, karena beliau tidak dapat menjawab apa yang ditanyakan siswa, akibatnya hasil belajar siswa mengecewakan
Pak Ginting memiliki sertifikat D3 di SMK Kota Berastagi
Para guru yang memiliki sertifikat D3, di SMK Kota Berastagi tahun 1995, selalu marah-marah ketika ada siswa yang bertanya tentang pelajarannya, karena sering guru tidak dapat menjawab apa yang ditanyakan siswa, akibatnya hasil belajar siswa mengecewakan.

4. Jelaskan kajian terhadap ilmu pengetahuan dalam perspektif epistemology dan berikan contoh!
Jawab:
Secara epistemologis menjelaskan bahwa dalam rangka mencapai kebenaran objektif (ilmiah), metode dan system apa apun yang dipergunakan harus berdasar pada objek forma yang bersifat ontologism interdisipliner dan multidisipliner. Sedemikian rupa sehingga titik-titik singgung (overlapping) antara disiplin yang satu dengan yang lain menjadi tegas dan nyata. Hal ini akan sangat membantu terbentuknya sikap ilmiah sebagai jalan yang tepat dalam pemberdayaan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan latar belakang keberadaannya. Dalam perspektif epistemology kajian terhadap ilmu pengetahuan adalah pertama, mengenai sumber-sumber ilmu pengetahuan, dan metode atau cara bagaimana proses mengetahui. Kedua, tentang watak ilmu pengetahuan, adanya dunia yang benar-benar diluar pikiran kita, dan bagaimana kita mengetahuinya. Ketiga, mengenai kebenaran.
Contoh kajian epistemology terhadap ilmu pengetahuan untuk objek forma pendidikan Matematika :
Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. Lambang-lambang matematika bersifat artificial yang baru mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan padanya. Tanpa itu matematika hanya merupakan kumpulan rumus-rumus yang mati. Umpamanya bila kita sedang mempelajari kecepatan jalan kaki seorang anak maka obyek “kecepatan jalan kaki seorang anak” tersebut dapat kita lambangkan dengan x. jika kita hubungkan “kecepatan jalan kaki seorang anak” dengan obyek lain umpamanya “ jarak yang ditempuh seorang anak( yang kita lambangkan dengan y) maka kita dapat melambangkan hubungan tersebut sebagai z = y/x.


5. Jelaskan Peranan bahasa dalam Ilmu
Jawab:
Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah dimana bahasa merupakan alat berpikir dan alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain. Peranan bahasa dalam ilmu sangat penting dimana kemampuan berbahasa membantu kegiatan berpikir secara sistematis dan teratur dapat dilakukan. Dengan bahasa maka manusia dapat berpikir secara rumit dan abstrak seperti apa yang kita lakukan dalam kegiatan ilmiah. Lebih lanjut bahasa mengkomunikasikan tiga hal yakni buah pikiran, perasaan dan sikap. Adanya bahasa ini memungkinkan kita untuk memikirkan sesuatu dalam benak kepala kita , meskipun obyek yang sedang kita pikirkan tersebut tidak berada di dekat kita. Demikian juga hidup dalam dunia fisik yang kejam dan sukar diramalkan maka manusia bangkit dan melawannya. Manusia lalu mengembangkan pengetahuan untuk menguasainya

Tidak ada komentar:

Entri yang Diunggulkan

LAPORAN LOKAKARYA 5 PROGRAM PENDIDIKAN GURU PENGGERAK ANGAKATAN 4 KOTA PEMATANGSIANTAR

    LAPORAN KEGIATAN   LOKAKARYA KELIMA   REFLEKSI KOMPETENSI CALON GURU PENGGERAK   THEMA: GURU SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN   ...